Empatbelas tahun yang lalu, Bryan Singer menyutradarai film X-Men pertama yang sukses besar sebagai salah satu film superhero pertama dari komik Marvel. Kemudian berlanjut ke sekuelnya X2: X-Men United yang juga sukses. Bahkan kemudian franchise X-Men menelurkan spin-off dari Wolverine. Beberapa tahun setelahnya, Singer urung menyutradarai film ketiga X-Men dan lebih memilih menyutradarai Superman Returns yang ironisnya gagal total. Kini setelah lebih dari 10 tahun, Bryan Singer kembali membesut film teranyar dari jajaran X-Men yang bertitel X-Men: Days of Future Past ini.
Setelah dianggap berhasil dengan reboot X-Men: First Class di tahun 2011, sekuelnya kali ini membawa banyak kejutan. Mengapa demikian? Karena Singer mempertemukan bintang-bintang yang bermain di seri X-Men awal dan reboot-nya dengan benang merahnya yaitu karakter Wolverine yang diperankan Hugh Jackman. Seperti apa jadinya film ini? Simak bahasan selanjutnya.
Para mutan di masa depan mendekati kepunahan setelah senjata pemburu mutan diciptakan, yaitu Sentinel. tim X-Men di masa depan meliputi Charles Xavier (Patrick Stewart), Erik Lensherr (Ian McKellen), Storm (Halle Berry), dan Wolverine (Hugh Jackman) terpaksa harus bertahan hidup dari ancaman. Ketika kondisi semakin memburuk, Xavier meminta Wolverine untuk kembali ke masa lalu untuk menghentikan rangkaian peristiwa yang memicu terciptanya Sentinel. Yaitu menghentikan Mystique (Jennifer Lawrence) dari melakukan percobaan pembunuhan terhadap ilmuwan Bolivar Trask (Peter Dinklage), kreator Sentinel. Untuk itu, Wolverine harus meyakinkan Xavier dan Erik muda di masa itu (James McAvoy & Michael Fassbender) agar membantunya dan mengubah masa depan.
Setelah dianggap berhasil dengan reboot X-Men: First Class di tahun 2011, sekuelnya kali ini membawa banyak kejutan. Mengapa demikian? Karena Singer mempertemukan bintang-bintang yang bermain di seri X-Men awal dan reboot-nya dengan benang merahnya yaitu karakter Wolverine yang diperankan Hugh Jackman. Seperti apa jadinya film ini? Simak bahasan selanjutnya.
Para mutan di masa depan mendekati kepunahan setelah senjata pemburu mutan diciptakan, yaitu Sentinel. tim X-Men di masa depan meliputi Charles Xavier (Patrick Stewart), Erik Lensherr (Ian McKellen), Storm (Halle Berry), dan Wolverine (Hugh Jackman) terpaksa harus bertahan hidup dari ancaman. Ketika kondisi semakin memburuk, Xavier meminta Wolverine untuk kembali ke masa lalu untuk menghentikan rangkaian peristiwa yang memicu terciptanya Sentinel. Yaitu menghentikan Mystique (Jennifer Lawrence) dari melakukan percobaan pembunuhan terhadap ilmuwan Bolivar Trask (Peter Dinklage), kreator Sentinel. Untuk itu, Wolverine harus meyakinkan Xavier dan Erik muda di masa itu (James McAvoy & Michael Fassbender) agar membantunya dan mengubah masa depan.
Beberapa film reboot biasanya tampil dengan wajah baru dan cerita yang berbeda. Beberapa lainnya merupakan sekuel dari film originalnya yang di-update dengan kondisi jaman. Misalnya Man of Steel adalah reboot film Superman dengan jajaran cast baru dan cerita yang fresh. Sementara Superman Returns merupakan sekuel dari film Superman II di eranya dulu tapi dengan cast yang berbeda.
X-Men: DOFP ini bisa dibilang merupakan reboot halus untuk menciptakan timeline baru tanpa menyingkirkan versi originalnya. Hal ini sudah terjadi sebelumnya pada film Star Trek generasi baru karya J.J. Abrams. Apabila di film Star Trek hanya muncul satu cameo karakter dari versi originalnya, di X-Men: DOFP semua karakter dari versi original dan reboot semua muncul, dan ceritanya pun disesuaikan untuk 'mengakomodir' cerita sebelumnya.
X-Men: DOFP ini bisa dibilang merupakan reboot halus untuk menciptakan timeline baru tanpa menyingkirkan versi originalnya. Hal ini sudah terjadi sebelumnya pada film Star Trek generasi baru karya J.J. Abrams. Apabila di film Star Trek hanya muncul satu cameo karakter dari versi originalnya, di X-Men: DOFP semua karakter dari versi original dan reboot semua muncul, dan ceritanya pun disesuaikan untuk 'mengakomodir' cerita sebelumnya.
Bryan Singer seakan tidak ingin hasil karyanya terlupakan. Mengingat ia absen di X-Men: Last Stand yang merupakan film ketiga seri X-Men. Serta di reboot X-Men: First Class, walau ia tetap menjabat sebagai produser. Sama seperti premis cerita ini, Singer juga seakan ingin menghapus riwayat film X-Men ketiga (dimana beberapa karakter inti diceritakan mati) dan membangun timeline baru untuk franchise ini.
Sebagai bentuk ambisi besar Singer tersebut, X-Men: DOFP memang pantas menjadi film X-Men yang patut dibanggakan. Singer berhasil memadukan dua seri yang berbeda dengan banyaknya karakter tanpa terlihat penuh sesak. Dua setting di masa depan dan di era 70-an mampu ditampilkan dengan sangat baik. Terutama tema setting 70-an dan situasi politik yang realistis mengikuti pakem X-Men: First Class.
Sebagai bentuk ambisi besar Singer tersebut, X-Men: DOFP memang pantas menjadi film X-Men yang patut dibanggakan. Singer berhasil memadukan dua seri yang berbeda dengan banyaknya karakter tanpa terlihat penuh sesak. Dua setting di masa depan dan di era 70-an mampu ditampilkan dengan sangat baik. Terutama tema setting 70-an dan situasi politik yang realistis mengikuti pakem X-Men: First Class.
Semua jajaran cast tampil dengan performa baik walau tidak sampai sangat mengesankan. Semua karakter bermain sesuai dengan porsinya, terutama karakter X-Men muda karena memang disana fokusnya. Yang menarik adalah karakter Quicksilver (Evan Peters) yang walau dengan porsi terbatas secara mengejutkan berhasil mencuri perhatian dan memberi warna dari tone film yang terkesan serius ini.
James McAvoy dan Michael Fassbender masih tampil berkesan seperti yang ditunjukkan di film pertamanya. Sementara Jennifer Lawrence membawakan karakter Mystique yang berbeda jika dibandingkan dengan versi milik Rebecca Romijn dulu, dan ia terlihat nyaman membawakannya. Tidak seperti di X-Men: First Class dimana tokoh antagonisnya adalah sesama mutan, di X-Men: DOFP, antagonisnya adalah manusia biasa dengan agenda militer yang mengatasnamakan umat manusia. Disini Peter Dinklage memberikan bobot lebih pada karakternya.
Di film ini tetap Wolverine yang menjadi pemeran utama dan memang ia masih tampil sangar walau terlihat melunak dibanding seri lain. Mungkin ini juga yang membedakan Singer dari yang lainnya. Apabila X-Men: First Class masih dapat berbuat banyak tanpa adanya Wolverine (Cameo tidak dihitung), maka di X-Men: DOFP mengembalikan Wolverine sebagai jualan utamanya. Uniknya, walau semua elemen di film terdahulu dimasukkan lewat adegan flashback (termasuk X-Men 3), Singer seakan tidak menganggap adanya X-Men Origins: Wolverine.
Secara keseluruhan, X-Men: DOFP tampil lebih baik dari X-Men: First Class. Para penggemar versi X-Men terdahulu juga akan terpuaskan dengan penampilan karakter X-Men versi 'gaek' yang sebagian muncul sebagai cameo. Seakan melengkapi nostalgia, score X-Men karya John Ottman kembali disini. Bryan Singer sukses menuntaskan misinya yaitu mengembalikan dirinya sebagai pemilik serial X-Men.
Rating: 4 /5
James McAvoy dan Michael Fassbender masih tampil berkesan seperti yang ditunjukkan di film pertamanya. Sementara Jennifer Lawrence membawakan karakter Mystique yang berbeda jika dibandingkan dengan versi milik Rebecca Romijn dulu, dan ia terlihat nyaman membawakannya. Tidak seperti di X-Men: First Class dimana tokoh antagonisnya adalah sesama mutan, di X-Men: DOFP, antagonisnya adalah manusia biasa dengan agenda militer yang mengatasnamakan umat manusia. Disini Peter Dinklage memberikan bobot lebih pada karakternya.
Di film ini tetap Wolverine yang menjadi pemeran utama dan memang ia masih tampil sangar walau terlihat melunak dibanding seri lain. Mungkin ini juga yang membedakan Singer dari yang lainnya. Apabila X-Men: First Class masih dapat berbuat banyak tanpa adanya Wolverine (Cameo tidak dihitung), maka di X-Men: DOFP mengembalikan Wolverine sebagai jualan utamanya. Uniknya, walau semua elemen di film terdahulu dimasukkan lewat adegan flashback (termasuk X-Men 3), Singer seakan tidak menganggap adanya X-Men Origins: Wolverine.
Secara keseluruhan, X-Men: DOFP tampil lebih baik dari X-Men: First Class. Para penggemar versi X-Men terdahulu juga akan terpuaskan dengan penampilan karakter X-Men versi 'gaek' yang sebagian muncul sebagai cameo. Seakan melengkapi nostalgia, score X-Men karya John Ottman kembali disini. Bryan Singer sukses menuntaskan misinya yaitu mengembalikan dirinya sebagai pemilik serial X-Men.
Rating: 4 /5